Kamis, 29 Oktober 2015

PENGERTIAN PENELITIAN (metodologi penelitian)



PENGERTIAN PENELITIAN
  •            Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena (Leedy, 1997 :5)
  •          Penelitian adalah syudi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu permasalahan, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (T.Hillway)
  •    Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper & Emory, 1995)
  •         Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta  baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)

PENGERTIAN YANG SALAH TENTANG PENELITIAN
  •        Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Sebagai contoh  jika seseorang melakukan “Penelitian” terhadap tumbuh kembang suatu tanaman. Setiap harinya orang ini melakukan pencatatan hasil tumbuh kembang dari tanaman tersebut sehingga memperoleh suatu data atau informasi mengenai tanaman tersebut ini tidak bisa disebut sebagai penelitian, karena informasi/data yang didapat adalah merupakan bagian dari penelitian. Sehingga penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
  •         Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain
Maksudnya adalah bahwa suatu penelitian bukan hanya memindahkan informasi/data/fakta dari artikel majalah ke dalam proposal penelitian, tapi juga harus menganalis informasi/data/fakta sehingga ia mampu untuk menyusun interpretasi terhadap informasi/data/fakta yang terkumpul tersebut.
  •         Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Sebagai contoh jika suatu mahasiswa diberi tugas oleh dosen mecari beberapa daerah yang memiliki hutan-hutan dilindungi di Indonesia. Lalu mahasiswa itu berfikir bahwa dia harus melakukan suatu “Penelitian”. Lalu mahasiswa itu  mencari-cari informasi ke Kementerian Kehutanan dan instansi-instasi pemerintahan lainnya untuk mendapatkan informasi dan membanding-bandingkan antara sumber satu dengan sumber yang lainnya lalu melaporkan hasil “Penelitian itu ke pada dosennya. Sebenarnya yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut hanyalah mencari data (data searching, rummaging) dan mencocokknnya (matching) dengan kriteria , dan itu bukan penelitian.
  •         Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata “…penelitian” sering dipakai oleh surat kabar, majalah populer, dan iklan untuk menarik perhatian (“mendramatisir”). Misalnya, berita di surat kabar: “Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin ‘mreteli’ kekuasaan Presiden”. Contoh lain: berita “Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus (litsus)”. Contoh lain lagi: “Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun” (padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan).
PENELITIAN YANG BENAR TENTANG PENELITIAN DAN KARAKTERISITIK PROSES PENELITIAN
Macam-macam karakteristik Metedologi Penelitian :
·        Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau masalah
·        Penelitian memerlukaan pernyataan yang jelas tentang tujuan
·        Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
·        Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
·        Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
·        Penelitian menerima asumsi kritis tertentu
·        Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
·         Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau le-bih tepatnya.
HUBUNGAN PENELITIAN DAN PERANCANGAN
·        Zeil (1981) berpendapat bahwa perancangan memiliki 3 macam langkah utama diantaranya  yaitu: imaging, presenting dan testing. Langkah imaging dilakukan berdasarkan empirical knowledge.
·        Selain menggunakan pengetahuan dari khazanah ilmu pengetahuan, perencanan/ perancangan/ pengembang juga mempertimbangkan hal-hal seperti perhitungan, estetika, politis, ekonomis dan lain-lain. 
·        Hasil dari perancangan/ perencanaan/ pengembangan juga bisa dilakukan penelitian evaluasi yang hasilnya dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
Ada juga yang berpendapat bahwa penelitian dan perancangan itu berbeda. Penelitian merupakan kegiatan pengembangan pengetahuan tentang persoalan spsifik tertentu. Fenomena tertentu diurai menjadi persoalan-persoalan kecil, karakteristik persoalan tersebut diidentifikjasi, cirri khas yang dimiliki dan pattern (ilmu) yang tersembunyi didalamnya diungkap menggunakan metode-metode analitis. Analsis (mengurai) merupakan core kegiatan penelitian. Sebaliknya perancangan merupakan kegiatan merangkai berbagai persoalan menjadi satu kesatuan yang utuh. Berbagai persoalan dipahami dan dirangkai menjadi satu kesatuan ruang dan bentuk sintesis (merangkai) merupakan core kegiatan perancangan
Ada juga yang berpendapat bahwa penelitian dan perancangan itu berbeda. Penelitian merupakan kegiatan pengembangan pengetahuan tentang persoalan spesifik tertentu. Fenomena tertentu diurai menjadi persoalan-persoalan kecil, karakteristik persoalan tersebut diidentifikasi, ciri-khas yang dimiliki dan pattern (ilmu) yang tersembunyi di dalamnya diungkap menggunakan metode-metode analisis. Analisis (mengurai) merupakan core kegiatan penelitian. Sebaliknya, perancangan merupakan kegiatan merangkai berbagai persoalan menjadi satu kesatuan yang utuh. Berbagai persoalan dipahami dan dirangkai menjadi satu kesatuan ruang dan bentuk. Sintesis (merangkai) merupakan core kegiatan perancangan.
Kegiatan penelitian dan perancangan memiliki karakter yang berbeda. Penelitian berusaha memahami persoalan tertentu, perancangan menerapkan pemahaman semua persoalan, yang terkait perancangan. Penelitian cenderung bersifat dekomposisi, konvergen, fokus, rasional dan ilmiah, sehingga prosedur pengerjaannya harus benar (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Perancangan cenderung bersifat rekomposisi, divergen, keutuhan, intuitif dan tidak harus ilmiah, sehingga prosedur pengerjaannya tidak baku dan tidak harus (tidak perlu) valid. Akurasi analisis sangat penting dalam penelitian. Kreativitas sintesis sangat penting dalam perancangan, karena alternatif dan variasi kemungkinan kombinasi/rangkaian berbagai persoalan tidak terbatas (infinite).

MACAM TUJUAN PENELITIAN
·        Eskplorasi (exploration), berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena atau tidak
·        Deskripsi (description), berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci  atau membedakannya dengan fenomena lain
·        Prediksi (Prediction), berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung tentang suatu hal (X) dengan mengetahui berdasarkan  hal yang lain (Y)
·        Ekspalnsi (Explanation), mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih
·        Aksi (Action), dapat meneruskan salah satu tujuan diatas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesutau
·        Improf, yaitu meningkatan, menambah, memperbaiki atau menyempurnakan suatu hal yang sudah ada
RAGAM PENELITIAN MENURUT BIDANG ILMU
Menurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam paradigma keilmuan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu: positivisme, rasionalisme, dan fenomenologi. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dalam beberapa sudut pandang yaitu: sumber kebenaran/teori, dan teori yang dihasilkan dari penelitian.
·        Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan
1.      termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan difakultas-fakultas (Matematika, fisika, kimia, geofisika), biologi dan geografi
2.      kelompok ilmu terapan meliputi antara lain ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu teknologi pertanian, ilmu ekonomi dan lain-lain.
·        Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai “penelitian dasar” (basic research), sedangkan penenlitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya dibidang fisika bangunan dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (missal : fisika)
Ciri-ciri penelitian terapan :
1.      Penelitian terapan merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran yang objektif dan didukung dengan data empiris
2.      Penelitian terapan memerlukan penggunaan metode yang tepat / relevan
3.      Penelitian terapan perlu mempergunakan teori – teori dan pengalaman yang bersifat terpakai
4.      Data yang terkumpul harus lengkap dan objektif
5.      Penelitian terapan tidak hanya menyajikan data, tetapi harus disertai juga dengan pengolahan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
6.      Penelitian terapan perlu dilaporkan secara jelas dan sistematis, dengan mengikuti pola berfikir ilmiah yang objektif, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
7.      Penelitian terapan memiliki berbagai kekurangan (hadari nawawi,1996:9-18)


RAGAM PENELITIAN MENURUT BENTUK DATA (Kuantitatif atau Kualitatif)
Macam penelitian dapatpula dibedakan dari “bentuk” datanya, dalam arti data berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif diartikan sebagai data yang berupa angka yang dapat diolah dengan matematika dan statistik, sedangkan data kualitatif adalah sebaliknya (yaitu : datanya bukan berupa angka yang dapat diolah dengan matematika atau statistic). Walaupun begitu terkadang dilakukan sebuah upaya kuantifikasi terhadap data kualitatif manjadi kuantitatif. Contohnya persepsi bisa diukur dengan cara membubuhkan angka dari 1 hingga 5.
Penelitian yang mengolah data kualitatif disebut dengan penelitian kualitatif, sedangkan peneltian yang datanya berupa kuantitaf maka disebut dengan penelitian kuantitatif.
RAGAM PENELITIAN TERHADAP PEMBENTUKAN ILMU
Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Secara sederhana, penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori atau hipotesis, sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori ataui hipotesis (Buckley dkk., 1976 :21)
RAGAM PENELITIAN MENURUT PARADIGMA KEILMUAN
ecara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan. Termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan di fakultas-fakultas MIPA (Mathematika, Fisika, Kimia, Geofosika), Biologi, dan Geografi. Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu teknologi pertanian Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai  “penelitian dasar” (basic research), sedangkan penelitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan) dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik, misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan keteknikan (misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli teknik bangunanT tersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan  budaya. Catatan: Suriasumantri (1978: 29) menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai “penelitian murni” (penelitian yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika teori).
Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologi dikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karena sangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmu terapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri. Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan terapan, produk-produk perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation research) karena mengkaji dan mengevaluasi produk-produk tersebut untuk menggali pengetahuan/teori “yang tidak terasa” melekat pada produk-produk tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada
sebelumnya). Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 11).
RAGAM PENELITIAN MENURUT NPEMBENTUKAN ILMU
Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Diterangkan secara sederhana, penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori atau hipotesis, sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori atau hipotesis (Buckley dkk., 1976: 21). Penelitian deduktif diarahkan oleh hipotesis yang kemudian teruji atau tidak teruji selama proses penelitian. Penelitian induktif diarahkan oleh keingintahuan ilmiah dan upaya peneliti dikonsentrasikan pada prosedur pencarian dan analisis data (Buckley dkk., 1976: 23). Setelah suatu teori lebih mantap (dengan penelitian deduktif) manusia secara alamiah ingin tahu lebih banyak lagi atau lebih rinci, maka
dilakukan lagi penelitian induktif, dan seterusnya beriterasi sehingga khazanah ilmu pengetahuan semakin bertambah lengkap. Secara lebih jelas, penelitian deduktif dilakukan berdasar logika deduktif, dan penelitian induktif dilaksanakan berdasar penalaran induktif (Leedy, 1997: 94-95). Logika deduktif dimulai dengan premis mayor (teori umum); dan berdasar premis mayor dilakukan pengujian terhadap sesuatu (premis minor) yang diduga mengikuti premis mayor tersebut. Misal, dulu kala terdapat premis mayor bahwa bumi berbentuk datar, maka premis minornya misalnya adalah bila kita berlayar terus menerus ke arah barat atau timur maka akan sampai pada tepi bumi. Kelemahan dari logika deduktif adalah bila premis mayornya keliru.
Kebalikan dari logika deduktif adalah penalaran induktif. Penalaran induktif dimulai dari observasi empiris (lapangan) yang menghasilkan banyak data (premis minor). Dari banyak data tersebut dicoba dicari makna yang sama (premis mayor)—yang merupakan teori sementara (hipotesis), yang perlu diuji dengan logika deduktif.

RAGAM PENELITIAN MENURUT PARADIGMA KEILMUAN
Menurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam paradigma keilmuan yang berkaitandengan penelitian, yaitu:
(1)   positivisme
dari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma positivisme percaya bahwa kebenaran hanya bersumber dari empiri sensual, yaitu yang dapat ditangkap oleh pancaindera
(2)   rasionalisme
paradigma rasionalisme percaya bahwa sumber kebenaran tidak hanya empiri sensual, tapi juga empiri logik (pikiran: abstraksi, simplifikasi), dan empiri etik  (idealisasi realitas)
(3)   fenomenologi.
Paradigma fenomenologi menambah semua empiri yang dipercaya sebagai sumber kebenaran oleh rasionalisme dengan satu lagi yaitu empiri transcendental (keyakinan; atau yang berkaitan dengan Ke-Tuhan-an)

PENELITIAN OPINI
Bila peneliti mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini. Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau perorangan (jadi domain-nya dapat berupa kelompok atau individual). salah satunya yang populer dan formal adalah: metode penelitian survei (survey research)1.

Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus—atau tidak adanya konsensus—dengan menghindari pengaruh opini antar pakar-pakar. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming)3. Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut.
PENELITIAN EMPIRIS
Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti. Penelitian empiris dapat dibedakan dalam tiga macam bentuk, yaitu: studi kasus, studi lapangan, dan studi laboratorium. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dari dua sudut pandang, yaitu: (a) keberadaan rancangan eksperimen, dan (b) keberadaan kendali eksperimen

Teknik observasi merupakan teknik yang dapat dipakai untuk ketiga macam penelitian empiris di atas. Selain itu, untuk studi lapangan dapat dipakai teknik studi waktu dan gerak (time and motion study), misal dibantu dengan peralatan kamera video, TV sirkuit rertutup, atau alat “penangkap” kejadian (sensor) dan perekam yang lain.  studi laboratorium dapat dilakukan antara lain dengan simulasi
PENELITIAN KEARSIPAN
“Arsip”, dalam hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama berkaitan dengan arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi. Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya (misal: data perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang/pihak lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak kaki, dan sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning dan observasi.

Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi).
PENELITIASN ANALITIS
Terdapat problema penelitian yang tidak dapat dipecahkan dengan penelitian opini, empiris atau kearsipan. Penelitian tersebut perlu dipecahkan secara analitis, yaitu dilakukan dengan cara memecah problema menjadi sub-sub problema (atau variabel-variabel) dan dicari karakteristik tiap sub problema (variabel) dan keterkaitan antar sub problema (variabel).

Penelitian analitis sangat menggantungkan diri pada logika internal penelitinya, sehingga subyektivitas peneliti perlu dihindari. Untuk itu, penelitian analitis perlu mendasarkan diri pada filsafat atau logika. Terdapat berbagai teknik formal dalam penelitian analitis, antara lain: logika matematis, pemodelan matematis, dan teknik organisasi formal (flowcharting, analisis jaringan, strategi pengambilan keputusan, algoritma, heuristik). Catatan: Riset operasi merupakan pengembangan dari penelitian analitis. Teknik informal untuk penelitian analitis meliputi antara lain: skenario, dialektik, metode dikotomus, metode teralogis—lihat Buckley dkk. (1976: 27).
RAGAM PENELITIAN LAINNYA

Dalam literatur terdapat banyak ragam penelitian menurut berbagai sudut pandang, dan tidak semua ragam dapat dibahas disini. Pembahasan lain-lain hanya akan melihat ragam penelitian bersumber dari tiga pustaka, yaitu buku Arikunto (1998), Suryabrata (1983)4, dan Yin (1989)5.

1.    Ragam Penelitian menurut pendekatan—sumber: Arikunto (1998: 9-10)
  • Penelitian dengan pendekatan longitudinal (satu obyek penelitian dilihat bergerak sejalan dengan waktu)
  • Penelitian dengan pendekatan penampang-silang (cross-sectional—yaitu banyak obyek penelitian dilihat pada satu waktu yang sama).
2.    Ragam Penelitian—sumber: Suryabrata (1983: 15-64)
  • Historis (membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif)
  • Deskriptif (membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu)
  • Perkembangan (menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu)
  • Kasus/Lapangan (mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek)
  • Korelasional (mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasar koefisien korelasi)
  • Eksperimental sungguhan (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali)
  • Eksperimental semu (mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian)
  • Kausal-komparatif (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen—dilakukan denganpengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding)
  • Tindakan (mengembangkan ketrampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya).

RAGAM PENELITIAN DAN SYARAT PENELITIAN

Melihat banyak ragam penelitian dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai pendapat para penulis, maka kita perlu hati-hati dalam menyebut ragam penelitian kita, karena dengan istilah yang sama tapi orang lain mungkin menangkap artinya secara berbeda. Sering pula untuk satu pengertian yang sama tapi diberi istilah yang berbeda. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa penelitian perlu dilakukan dengan syarat:
  1. SISTEMATIK (menuruti prosedur tertentu, tidak ruwet), dan
  2. OBYEKTIF (tidak subyektif, dengan sampel yang cukup, dipublikasikan agar dapat dievaluasi oleh kelompok pakar bidangnya/ peer)

Catatan: syarat menjadi peneliti yang baik meliputi antara lain: mampu berpikir sistematis, dan jujur


DAFTAR PUSTAKA :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar