PENGERTIAN PENELITIAN
- Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena (Leedy, 1997 :5)
- Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991)
PENGERTIAN YANG SALAH TENTANG PENELITIAN
- Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Sebagai contoh jika
seseorang melakukan “Penelitian” terhadap tumbuh kembang suatu tanaman. Setiap
harinya orang ini melakukan pencatatan hasil tumbuh kembang dari tanaman
tersebut sehingga memperoleh suatu data atau informasi mengenai tanaman
tersebut ini tidak bisa disebut sebagai penelitian, karena informasi/data yang
didapat adalah merupakan bagian dari penelitian. Sehingga penelitian bukan
hanya mengumpulkan informasi (data)
- Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain
Maksudnya adalah bahwa suatu penelitian bukan hanya memindahkan
informasi/data/fakta dari artikel majalah ke dalam proposal penelitian, tapi
juga harus menganalis informasi/data/fakta sehingga ia mampu untuk menyusun
interpretasi terhadap informasi/data/fakta yang terkumpul tersebut.
- Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Sebagai contoh jika suatu mahasiswa diberi tugas oleh dosen mecari
beberapa daerah yang memiliki hutan-hutan dilindungi di Indonesia. Lalu
mahasiswa itu berfikir bahwa dia harus melakukan suatu “Penelitian”. Lalu
mahasiswa itu mencari-cari informasi ke
Kementerian Kehutanan dan instansi-instasi pemerintahan lainnya untuk
mendapatkan informasi dan membanding-bandingkan antara sumber satu dengan
sumber yang lainnya lalu melaporkan hasil “Penelitian itu ke pada dosennya.
Sebenarnya yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut hanyalah mencari data (data searching,
rummaging) dan mencocokknnya (matching) dengan kriteria , dan itu bukan
penelitian.
- Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata “…penelitian” sering dipakai oleh surat kabar, majalah
populer, dan iklan untuk menarik perhatian (“mendramatisir”). Misalnya, berita
di surat kabar: “Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
‘mreteli’ kekuasaan Presiden”. Contoh lain: berita “Semua anggota DPRD tidak
perlu lagi menjalani penelitian khusus (litsus)”. Contoh lain lagi: “Produk ini
merupakan hasil penelitian bertahun-tahun” (padahal hanya dirubah sedikit
formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan).
PENELITIAN YANG BENAR TENTANG PENELITIAN DAN KARAKTERISITIK PROSES
PENELITIAN
Macam-macam karakteristik Metedologi Penelitian :
·
Penelitian
dimulai dengan suatu pertanyaan atau masalah
·
Penelitian
memerlukaan pernyataan yang jelas tentang tujuan
·
Penelitian
mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
·
Penelitian
biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat
dikelola
·
Penelitian
diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
·
Penelitian
menerima asumsi kritis tertentu
·
Penelitian
memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan
yang mengawali penelitian
·
Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar
secara siklus; atau le-bih tepatnya.
HUBUNGAN PENELITIAN DAN PERANCANGAN
·
Zeil
(1981) berpendapat bahwa perancangan memiliki 3 macam langkah utama diantaranya
yaitu: imaging, presenting dan testing. Langkah imaging dilakukan berdasarkan
empirical knowledge.
·
Selain
menggunakan pengetahuan dari khazanah ilmu pengetahuan, perencanan/
perancangan/ pengembang juga mempertimbangkan hal-hal seperti perhitungan,
estetika, politis, ekonomis dan lain-lain.
·
Hasil
dari perancangan/ perencanaan/ pengembangan juga bisa dilakukan penelitian evaluasi
yang hasilnya dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
Ada juga yang berpendapat bahwa penelitian dan perancangan itu
berbeda. Penelitian merupakan kegiatan pengembangan pengetahuan tentang
persoalan spsifik tertentu. Fenomena tertentu diurai menjadi
persoalan-persoalan kecil, karakteristik persoalan tersebut diidentifikjasi, cirri
khas yang dimiliki dan pattern (ilmu) yang tersembunyi didalamnya
diungkap menggunakan metode-metode analitis. Analsis (mengurai) merupakan core
kegiatan penelitian. Sebaliknya perancangan merupakan kegiatan merangkai
berbagai persoalan menjadi satu kesatuan yang utuh. Berbagai persoalan dipahami
dan dirangkai menjadi satu kesatuan ruang dan bentuk sintesis (merangkai) merupakan
core kegiatan perancangan
Ada juga yang berpendapat bahwa penelitian dan
perancangan itu berbeda. Penelitian merupakan kegiatan
pengembangan pengetahuan tentang persoalan spesifik tertentu.
Fenomena tertentu diurai menjadi persoalan-persoalan kecil, karakteristik
persoalan tersebut diidentifikasi, ciri-khas yang dimiliki dan pattern
(ilmu) yang tersembunyi di dalamnya diungkap menggunakan metode-metode
analisis. Analisis (mengurai) merupakan core kegiatan penelitian.
Sebaliknya, perancangan merupakan kegiatan merangkai berbagai persoalan menjadi
satu kesatuan yang utuh. Berbagai persoalan dipahami dan dirangkai menjadi satu
kesatuan ruang dan bentuk. Sintesis (merangkai) merupakan core
kegiatan perancangan.
Kegiatan penelitian dan perancangan memiliki
karakter yang berbeda. Penelitian berusaha memahami persoalan tertentu,
perancangan menerapkan pemahaman semua persoalan, yang terkait perancangan.
Penelitian cenderung bersifat dekomposisi, konvergen, fokus, rasional dan
ilmiah, sehingga prosedur pengerjaannya harus benar (valid) dan dapat
dipercaya (reliable). Perancangan cenderung bersifat rekomposisi,
divergen, keutuhan, intuitif dan tidak harus ilmiah, sehingga prosedur
pengerjaannya tidak baku dan tidak harus (tidak perlu) valid. Akurasi analisis
sangat penting dalam penelitian. Kreativitas sintesis sangat penting dalam
perancangan, karena alternatif dan variasi kemungkinan kombinasi/rangkaian
berbagai persoalan tidak terbatas (infinite).
MACAM TUJUAN PENELITIAN
·
Eskplorasi (exploration), berkaitan dengan
upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena atau tidak
·
Deskripsi (description), berkaitan dengan
pengkajian fenomena secara lebih rinci
atau membedakannya dengan fenomena lain
·
Prediksi (Prediction), berupaya mengidentifikasi
hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung tentang
suatu hal (X) dengan mengetahui berdasarkan
hal yang lain (Y)
·
Ekspalnsi (Explanation), mengkaji hubungan
sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih
·
Aksi (Action), dapat meneruskan salah satu
tujuan diatas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan
bertindak sesutau
·
Improf, yaitu meningkatan, menambah,
memperbaiki atau menyempurnakan suatu hal yang sudah ada
RAGAM PENELITIAN MENURUT BIDANG ILMU
Menurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam
paradigma keilmuan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu: positivisme,
rasionalisme, dan fenomenologi. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan
dalam beberapa sudut pandang yaitu: sumber kebenaran/teori, dan teori yang
dihasilkan dari penelitian.
·
Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara
ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan
1. termasuk
kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan
difakultas-fakultas (Matematika, fisika, kimia, geofisika), biologi dan geografi
2. kelompok
ilmu terapan meliputi antara lain ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu
teknologi pertanian, ilmu ekonomi dan lain-lain.
·
Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian
yang biasa disebut sebagai “penelitian dasar” (basic research), sedangkan
penenlitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan.
Penelitian terapan (misalnya dibidang fisika bangunan dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu dasar (missal : fisika)
Ciri-ciri
penelitian terapan :
1.
Penelitian terapan merupakan kegiatan ilmiah
untuk menemukan kebenaran yang objektif dan didukung dengan data empiris
2.
Penelitian terapan memerlukan penggunaan metode
yang tepat / relevan
3.
Penelitian terapan perlu mempergunakan teori –
teori dan pengalaman yang bersifat terpakai
4.
Data yang terkumpul harus lengkap dan objektif
5.
Penelitian terapan tidak hanya menyajikan data,
tetapi harus disertai juga dengan pengolahan data, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif
6.
Penelitian terapan perlu dilaporkan secara
jelas dan sistematis, dengan mengikuti pola berfikir ilmiah yang objektif,
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
7.
Penelitian terapan memiliki berbagai kekurangan
(hadari nawawi,1996:9-18)
RAGAM PENELITIAN MENURUT BENTUK DATA
(Kuantitatif atau Kualitatif)
Macam penelitian dapatpula dibedakan dari
“bentuk” datanya, dalam arti data berupa data kuantitatif atau data kualitatif.
Data kuantitatif diartikan sebagai data yang berupa angka yang dapat diolah
dengan matematika dan statistik, sedangkan data kualitatif adalah sebaliknya
(yaitu : datanya bukan berupa angka yang dapat diolah dengan matematika atau
statistic). Walaupun begitu terkadang dilakukan
sebuah upaya kuantifikasi terhadap data kualitatif manjadi kuantitatif.
Contohnya persepsi bisa diukur dengan cara membubuhkan angka dari 1 hingga 5.
Penelitian yang mengolah data kualitatif disebut dengan penelitian kualitatif, sedangkan peneltian yang datanya berupa kuantitaf maka disebut dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian yang mengolah data kualitatif disebut dengan penelitian kualitatif, sedangkan peneltian yang datanya berupa kuantitaf maka disebut dengan penelitian kuantitatif.
RAGAM
PENELITIAN TERHADAP PEMBENTUKAN ILMU
Ilmu dapat
dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Secara sederhana,
penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori atau hipotesis,
sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes)
teori ataui hipotesis (Buckley dkk., 1976 :21)
RAGAM
PENELITIAN MENURUT PARADIGMA KEILMUAN
ecara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara
ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan. Termasuk kelompok ilmu dasar, antara
lain ilmu-ilmu yang dikembangkan di fakultas-fakultas MIPA (Mathematika,
Fisika, Kimia, Geofosika), Biologi, dan Geografi. Kelompok ilmu terapan
meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu teknologi
pertanian Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut
sebagai “penelitian dasar” (basic research), sedangkan
penelitian terapan (applied research) menghasilkan
ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan)
dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang
teknik, misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat
rancangan keteknikan (misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang,
para ahli teknik bangunanT tersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain,
misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan budaya. Catatan: Suriasumantri (1978:
29) menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai “penelitian murni”
(penelitian yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika teori).
Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering
sulit menngkatagorikan ilmu dasar dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat
dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologi dikembangkan ilmu biologi
teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karena sangat dekat
dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian juga,
dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan
sebagai ilmu terapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri. Karena
makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses
perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan terapan, produk-produk
perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitian seperti ini
disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation research) karena
mengkaji dan mengevaluasi produk-produk tersebut untuk menggali
pengetahuan/teori “yang tidak terasa” melekat pada produk-produk tersebut
(selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada
sebelumnya). Bila tidak melihat apakah
penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat
dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian pendidikan, penelitian
keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran,
keolahragaan, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 11).
RAGAM PENELITIAN MENURUT NPEMBENTUKAN ILMU
Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif
atau penelitian deduktif. Diterangkan secara sederhana, penelitian induktif
adalah penelitian yang menghasilkan teori atau hipotesis, sedangkan penelitian
deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori atau hipotesis
(Buckley dkk., 1976: 21). Penelitian deduktif diarahkan oleh hipotesis yang
kemudian teruji atau tidak teruji selama proses penelitian. Penelitian induktif
diarahkan oleh keingintahuan ilmiah dan upaya peneliti dikonsentrasikan pada
prosedur pencarian dan analisis data (Buckley dkk., 1976: 23). Setelah suatu
teori lebih mantap (dengan penelitian deduktif) manusia secara alamiah ingin
tahu lebih banyak lagi atau lebih rinci, maka
dilakukan lagi penelitian induktif, dan
seterusnya beriterasi sehingga khazanah ilmu pengetahuan semakin bertambah
lengkap. Secara lebih jelas, penelitian deduktif dilakukan berdasar logika
deduktif, dan penelitian induktif dilaksanakan berdasar penalaran induktif (Leedy,
1997: 94-95). Logika deduktif dimulai dengan premis mayor (teori umum); dan
berdasar premis mayor dilakukan pengujian terhadap sesuatu (premis minor) yang
diduga mengikuti premis mayor tersebut. Misal, dulu kala terdapat premis mayor
bahwa bumi berbentuk datar, maka premis minornya misalnya adalah bila kita
berlayar terus menerus ke arah barat atau timur maka akan sampai pada tepi
bumi. Kelemahan dari logika deduktif adalah bila premis mayornya keliru.
Kebalikan dari logika deduktif adalah penalaran
induktif. Penalaran induktif dimulai dari observasi empiris (lapangan) yang
menghasilkan banyak data (premis minor). Dari banyak data tersebut dicoba
dicari makna yang sama (premis mayor)—yang merupakan teori sementara
(hipotesis), yang perlu diuji dengan logika deduktif.
RAGAM PENELITIAN MENURUT PARADIGMA KEILMUAN
Menurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam
paradigma keilmuan yang berkaitandengan penelitian, yaitu:
(1) positivisme
dari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma
positivisme percaya bahwa kebenaran hanya bersumber dari empiri sensual, yaitu
yang dapat ditangkap oleh pancaindera
(2) rasionalisme
paradigma
rasionalisme percaya bahwa sumber kebenaran tidak hanya empiri sensual, tapi
juga empiri logik (pikiran: abstraksi, simplifikasi), dan empiri etik
(idealisasi realitas)
(3) fenomenologi.
Paradigma
fenomenologi menambah semua empiri yang dipercaya sebagai sumber kebenaran oleh
rasionalisme dengan satu lagi yaitu empiri transcendental (keyakinan; atau yang
berkaitan dengan Ke-Tuhan-an)
PENELITIAN OPINI
Bila peneliti mencari pandangan atau persepsi
orang-orang terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini.
Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau perorangan (jadi domain-nya
dapat berupa kelompok atau individual). salah satunya yang populer dan formal
adalah: metode penelitian survei (survey research)1.
Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus—atau tidak adanya konsensus—dengan menghindari pengaruh opini antar pakar-pakar. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming)3. Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut.
Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus—atau tidak adanya konsensus—dengan menghindari pengaruh opini antar pakar-pakar. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming)3. Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut.
PENELITIAN
EMPIRIS
Empiris terkait dengan observasi atau kejadian
yang dialami sendiri oleh peneliti. Penelitian empiris dapat dibedakan dalam
tiga macam bentuk, yaitu: studi kasus, studi lapangan, dan studi laboratorium.
Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dari dua sudut pandang, yaitu: (a)
keberadaan rancangan eksperimen, dan (b) keberadaan kendali eksperimen
Teknik observasi merupakan teknik yang dapat dipakai untuk ketiga macam penelitian empiris di atas. Selain itu, untuk studi lapangan dapat dipakai teknik studi waktu dan gerak (time and motion study), misal dibantu dengan peralatan kamera video, TV sirkuit rertutup, atau alat “penangkap” kejadian (sensor) dan perekam yang lain. studi laboratorium dapat dilakukan antara lain dengan simulasi
PENELITIAN
KEARSIPAN
“Arsip”, dalam
hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe
arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama
berkaitan dengan arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi.
Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya (misal: data
perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang/pihak
lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak kaki, dan
sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning
dan observasi.
Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi).
Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi).
PENELITIASN ANALITIS
Terdapat problema penelitian yang tidak dapat
dipecahkan dengan penelitian opini, empiris atau kearsipan. Penelitian tersebut
perlu dipecahkan secara analitis, yaitu dilakukan dengan cara memecah problema
menjadi sub-sub problema (atau variabel-variabel) dan dicari karakteristik tiap
sub problema (variabel) dan keterkaitan antar sub problema (variabel).
Penelitian analitis sangat menggantungkan diri pada logika internal penelitinya, sehingga subyektivitas peneliti perlu dihindari. Untuk itu, penelitian analitis perlu mendasarkan diri pada filsafat atau logika. Terdapat berbagai teknik formal dalam penelitian analitis, antara lain: logika matematis, pemodelan matematis, dan teknik organisasi formal (flowcharting, analisis jaringan, strategi pengambilan keputusan, algoritma, heuristik). Catatan: Riset operasi merupakan pengembangan dari penelitian analitis. Teknik informal untuk penelitian analitis meliputi antara lain: skenario, dialektik, metode dikotomus, metode teralogis—lihat Buckley dkk. (1976: 27).
Penelitian analitis sangat menggantungkan diri pada logika internal penelitinya, sehingga subyektivitas peneliti perlu dihindari. Untuk itu, penelitian analitis perlu mendasarkan diri pada filsafat atau logika. Terdapat berbagai teknik formal dalam penelitian analitis, antara lain: logika matematis, pemodelan matematis, dan teknik organisasi formal (flowcharting, analisis jaringan, strategi pengambilan keputusan, algoritma, heuristik). Catatan: Riset operasi merupakan pengembangan dari penelitian analitis. Teknik informal untuk penelitian analitis meliputi antara lain: skenario, dialektik, metode dikotomus, metode teralogis—lihat Buckley dkk. (1976: 27).
RAGAM PENELITIAN LAINNYA
Dalam literatur terdapat banyak ragam penelitian menurut berbagai sudut pandang, dan tidak semua ragam dapat dibahas disini. Pembahasan lain-lain hanya akan melihat ragam penelitian bersumber dari tiga pustaka, yaitu buku Arikunto (1998), Suryabrata (1983)4, dan Yin (1989)5.
1. Ragam Penelitian menurut pendekatan—sumber: Arikunto (1998: 9-10)
- Penelitian dengan pendekatan longitudinal (satu obyek penelitian dilihat bergerak sejalan dengan waktu)
- Penelitian dengan pendekatan penampang-silang (cross-sectional—yaitu banyak obyek penelitian dilihat pada satu waktu yang sama).
2. Ragam Penelitian—sumber:
Suryabrata (1983: 15-64)
- Historis (membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif)
- Deskriptif (membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu)
- Perkembangan (menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu)
- Kasus/Lapangan (mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek)
- Korelasional (mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasar koefisien korelasi)
- Eksperimental sungguhan (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali)
- Eksperimental semu (mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian)
- Kausal-komparatif (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen—dilakukan denganpengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding)
- Tindakan (mengembangkan ketrampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya).
RAGAM PENELITIAN DAN SYARAT PENELITIAN
Melihat banyak ragam penelitian dari berbagai
sudut pandang dan dari berbagai pendapat para penulis, maka kita perlu
hati-hati dalam menyebut ragam penelitian kita, karena dengan istilah yang sama
tapi orang lain mungkin menangkap artinya secara berbeda. Sering pula untuk
satu pengertian yang sama tapi diberi istilah yang berbeda. Selain itu, perlu
diperhatikan bahwa penelitian perlu dilakukan dengan syarat:
- SISTEMATIK (menuruti prosedur tertentu, tidak ruwet), dan
- OBYEKTIF (tidak subyektif, dengan sampel yang cukup, dipublikasikan agar dapat dievaluasi oleh kelompok pakar bidangnya/ peer)
Catatan: syarat menjadi peneliti yang baik meliputi antara lain: mampu berpikir sistematis, dan jujur
DAFTAR PUSTAKA :